Lenyap dalam Gelap



Malam ini aku kembali merindu
Rindu akan kepulanganmu
Senyuman di depan pintu

Sudah lama sekali rasanya aku tidak melihat senyum itu
Yang datang tiba-tiba, memastikan aku baik-baik saja
Ya, sudah beberapa bulan lamanya
Kukira, seiiring berjalannya waktu ingatan akan senyuman itu akan semakin samar dan pudar
Celakanya, senyuman itu semakin nyata

Bersama angin malam, suara merdu berhembus sampai ke telinga
“Aku akan bersamamu,” ucapnya.
Kutatap parasnya dalam temaram
Alunan musik menjelma menjadi sentuhan
Hangat…
Begitu hangat…
Ingin sekali kuterjaga sepanjang malam
Sekedar menikmati sebuah kehangatan
Karena ketika kupejamkan mata di sepertiga malam, tanpa pamit ia akan pulang
Walaupun pada akhirnya aku mengundang hadirnya setiap malam
Lewat denyut nadi, aliran darah, detak jantung, tarikan nafas, berkali-kali kusebut namanya
Berharap ia ada di balik pintu
Berharap ia benar-benar memelukku dan tidak hilang di sepertiga malam

Ah, kiranya ia hanya sebuah bayangan
Dalam gelap ia akan lenyap
Hilang dan kembali pulang
Seperti mereka yang berlalu bagai debu
Tapi mengapa aku selalu merindu?

Tangerang, 12102019


Comments

Popular posts from this blog

Analysis of The Poem “I Never Saw a Moor” by Emily Dickinson Based on Its Intrinsic Value

Kunang-Kunang

Recomended Film "Dead Poets Society"